Sekilas Tentang Kuantan Singingi

Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) adalah salah satu kabupaten di Provinsi Riau, Indonesia. Kabupaten Kuansing disebut pula dengan rantau Kuantan atau sebagai daerah perantauan orang-orang Minangkabau (Rantau nan Tigo Jurai).[4] Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Kuansing menggunakan adat istiadat serta bahasa Minangkabau.[5] Kabupaten ini berada di bagian barat daya Provinsi Riau dan merupakan pemekaran dari Kabupaten Indragiri Hulu.

Geografi

Kabupaten Kuantan Singingi beriklim tropis. Musim hujan berlangsung dari bulan September sampai bulan Februari dan curah hujan tertinggi pada bulan Desember. Musim kemarau pada bulan Maret sampai bulan Agustus.
Kabupaten Kuantan Singingi terdiri dari dataran rendah dan dataran tinggi kira kira 400 m di atas permukaan laut. Dataran tinggi di daerah ini cenderung berangin dan berbukit dengan kecenderungan 5–300. Dataran tinggi berbukit mencapai ketinggian 400-800 m di atas permukaan laut dan merupakan bagian dari jajaran Bukit Barisan.
Terdapat dua sungai besar yang melintasi wilayah Kabupaten Kuantan Singingi yaitu Sungai Kuantan dan Sungai Singingi. Peranan sungai tersebut sangat penting terutama sebagai sarana transportasi, sumber air bersih, budi daya perikanan dan dapat dijadikan sumberdaya buatan untuk mengahasilkan suplai listrik tenaga air. Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Kuantan mengaliri 9 (sembilan) kecamatan yaitu Kecamatan Hulu Kuantan, Kecamatan Kuantan Mudik, Kecamatan Gunung Toar, Kecamatan Kuantan Tengah, Kecamatan Benai, Kecamatan Pangean, Kecamatan Kuantan Hilir, Kecamatan Inuman dan Kecamatan Cerenti.
Utara Kabupaten Kampar dan Kabupaten Pelalawan
Selatan Jambi
Barat Sumatera Barat
Timur Kabupaten Indragiri Hulu

Pemerintahan

Kabupaten Kuantan Singingi merupakan pemekaran dari Kabupaten Indragiri Hulu, setelah dikeluarkannya Undang-undang Nomor 53 tahun 1999, Kabupaten Indragiri Hulu dimekarkan menjadi 2 kabupaten yaitu Kabupaten Indragiri Hulu dan Kabupaten Kuantan Singingi dengan ibu kotanya berkedudukan di Teluk Kuantan. Pada tanggal 8 Oktober 1999 ditunjuk Drs. H. Rusdji S. Abrus sebagai pejabat Bupati Kabupaten Kuantan Singingi. Kemudian berdasarkan pemilihan Bupati Kuantan Singingi yang dipilih oleh DPRD Kabupaten Kuantan Singingi, terpilih Drs. H. Rusdji S Abrus sebagai bupati definitif periode 2001- 2006. Ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 131.24.133

Kependudukan

Berdasarkan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Kuansing sebanyak 291.044 jiwa.[6] Mayoritas dari mereka adalah beretnis Minangkabau yang merupakan suku asli Kuantan[7] dengan persukuan Caniago, Malayu, Patopang, Piliang, Nan Tigo, Nan Ompek, Nan Limo, Nan Onam, Piliang Soni, Piliang Lowe, Caromin/Camin, Kampuang Tongah, Mandahiliang, Kampuang Salapan, Tigo Kampuang, Limo Kampuang, Piliang Ateh, Piliang Bawah, Piabada, Bendang, Malayu Nyato, Malayu Jalelo, Kampai, Malayu Paduko, Malayu Tumangguang, Budi Caniago, Koto Piliang, Piliang Besar, Caniago Besar, Piliang Godang, Piliang Kociak, dan Piliang Tongah. Diikuti oleh Suku Melayu yang umumnya bermukim di sekitar daerah perbatasan bagian Timur, serta para transmigran asal Jawa yang banyak tersebar di daerah sentra-sentra transmigrasi dan areal perkebunan. Selain itu juga suku-suku lain yang masuk belakangan dan umumnya bekerja sebagai buruh di perkebunan. Mata pencarian utama penduduk di daerah ini sebagian besar bertani, sementara yang lainnya bekerja pada bidang jasa, perdagangan, dan pegawai negeri.

Perhubungan

Untuk membuka keterisolasian dan mengembangkan bagian selatan, kabupaten ini pada awal tahun fiskal 2000 telah membuat jalan raya untuk lintas selatan, sementara jalan yang lama sepanjang 166,5 km diperbaiki. Saat ini beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten ini sudah dilalui oleh berbagai kendaraan. Jalan yang dilalui adalah 1.998,26 km. Taluk Kuantan sebagai ibu kota kabupaten dilalui oleh jalur barat Trans-Sumatra yang menghubungkan Jawa dengan kota lainnya di Sumatera, seperti Padang, Bengkulu, Palembang, Bandar Lampung, Medan dan Banda Aceh. Transportasi sungai yang menggunakan Sungai Kuantan sangat membantu untuk perjalanan domestik, khususnya untuk desa-desa terpencil yang ada di tepian sungai.
Tahun 2001 dan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 132.24-134, diangkat dan ditetapkan sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kuantan Singingi. Namun selang waktu 2 bulan Bupati Kuantan Singingi terpilih meninggal dunia, jabatan Bupati digantikan langsung oleh Wakil Bupati, Drs. H. Asrul Ja’afar yang kemudian ditetapkan menjadi Bupati Kuantan Singingi berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 131.24-316, tanggal 20 Agustus 2001.
Kabupaten Kuantan Singingi pada awalnya membawahi 6 kecamatan kemudian dimekarkan menjadi 12 kecamatan. dan terakhir 15 Kecamatan

Pariwisata

Wisata Alam

Air Terjun 7 tingkat
Kabupaten ini memiliki beberapa kawasan wisata alam di antaranya Air Terjun Tujuh Tingkat Batang Koban di Lubuk Ambacang, Kecamatan Hulu Kuantan sekitar 37 km dari Taluk Kuantan, merupakan sebuah air terjun yang bertingkat tujuh, dan aliran sungai terus mengalir ke Batang Kuantan. Begitu juga di antar jalan lintas pulau padang - pangkalan indarung, terdapat kawasan Air Terjun Delapan Tingkat, terletak kurang lebih 5 km dati desa Pulau Padang.
Kemudian sekitar kawasan bukit barisan terdapat juga Air Terjun Guruh Gemurai di Kasang, Kecamatan Kuantan Mudik sekitar 25 km dari Taluk Kuantan dan Danau Kebun Nopi sekitar 3 km dari Lubuk Jambi, ibu kota Kecamatan Kuantan Mudik. Masih di Kecamatan Kuantan Mudik terdapat juga Pemandian air panas di seberang Sungai Pinang, 33 km dari Taluk Kuantan.
Sekitar 3 km dari Taluk Kuantan, di desa Koto Sentajo yang ditetapkan sebagai Desa Wisata. Masih dapat disaksikan peninggalan sejarah atau adat nenek moyang berupa rumah adat dengan bagunan asli dengan motif khusus. Masyarakat di desa tersebut masih kental dengan adat kebiasaan yang diterima dari nenek moyang leluhurnya. Walaupun kehidupan masyarakat sudah jauh meninggalkan kebiasaan lama itu, namun ada hal-hal tertentu yang tidak mau ditinggalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Di belakang desa wisata ini terdapat hutan lindung seluas 5.000 ha. Selanjutnya dari arah Taluk Kuantan menuju Kiliran Jao, terdapat Danau Mesjid terletak 3 km dari Taluk Kuantan.

Pacu Jalur


"Jalur" atau perahu untuk pacu jalur
Pacu Jalur merupakan festival tahunan terbesar untuk masyarakat daerah kabupaten Kuantan Singingi khususnya pada ibu kota kabupatennya yaitu Taluk Kuantan yang berada di sepanjang sungai Kuantan. Pada awalnya di maksudkan sebagai acara memperingati hari-hari besar umat Islam seperti Maulid Nabi, ataupun peringatan tahun baru Hijriah. Namun setelah kemerdekaan Indonesia, festival pacu jalur ini ditujukan untuk merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia Indonesia. Pacu Jalur adalah perlombaan mendayung perahu panjang, semacam perlombaan Perahu Naga di negeri tetangga Malaysia dan Singapura, yaitu sebuah perahu atau sampan yang terbuat dari kayu pohon yang panjangnya bisa mencapai 25 hingga 40 meter. Di daerah Taluk Kuantan sebutan untuk perahu panjang tersebut adalah Jalur. Adapun tim pendayung perahu (jalur) ini berkisar antara 50 - 60 orang.
Sebelum acara puncak "Pacu Jalur' ini dimulai, biasanya di adakan acara-acara hiburan rakyat berupa tarian dan nyanyian untuk menghibur seluruh peserta dan masyarakat sekitar, terutama yang berada di Teluk Kuantan. Pada acara Festival Pacu Jalur tahun 2009 yang lalu, mulai di perkenalkan oleh Pemerintah Daerah setempat istilah "Jalur" Expo 2009, yaitu sebuah acara Pekan Raya berkaitan dengan Festival Pacu Jalur tersebut.
Tradisi pacu jalur yang diadakan sekali setahun pada peringatan perayaan hari kemerdekaan Indonesia menjadikan kota Taluk Kuantan sebagai tujuan wisata nasional. Perlombaan perahu panjang yang berisi lebih kurang 60 orang di Sungai Kuantan ini biasanya diikuti masyarakat setempat, kabupaten tetangga, bahkan juga ikut pula peserta-peserta dari negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Thailand.
Beberapa kawasan wisata lainnya seperti Tambang Emas di Logas, Arung Jeram di Sungai Singingi dan Pangkalan Indarung, Hutan Lindung Bukit Bungkuk dan Bukit Baling di Singingi, Gua Bunian di Bukit Kanua, kawasan Hiking dan Tracking di Bukit Batabuah. Rumah Tradisional Tua Koto Rajo, Kompleks Candi Sangan.

Seni dan Budaya


Perahu Baganduang, Kuansing
Ada beberapa kerajinan yang dapat di jadikan buah tangan, seperti pahatan, tekat, suji dan lainnya. Selain itu juga terdapat beberapa upacara tradisional, seperti: Upacara pernikahan, Upacara Belian atau Bulian.
Perahu Baganduang adalah atraksi budaya dan perayaan masyarakat Kuantan ditandai dengan parade sampan tradisional yang dihiasi dengan berbagai ornamen dan warna-warna yang menarik. Randai adalah kesenian khas dari Minangkabau, yakni perpaduan antara seni bela diri dengan tarian yang diiringi musik tradisional. Biasanya pertunjukkan ini berlangsung semalaman dan menceritakan tentang legenda di daerah tersebut. Selain di Kuansing, Randai juga terdapat di bagian lain Minangkabau.

Perekonomian


Pendulang emas di Sungai Singingi, 

Sektor pertanian masih memegang peranan penting sebagai sumber pendapatan bagi masyarakat Kuantan Singingi. Lahan untuk padi seluas 10.237 ha pada tahun 2001, dengan hasil produksi 41.312,16 ton. Pada sektor perkebunan, Kabupaten Kuantan Singingi juga memproduksi berbagai komoditas seperti jeruk, rambutan, mangga, duku, durian, nangka, papaya, pisang, cabai, terung, timun, kol dan tomat. Begitu juga komoditas lain seperti karet, kelapa, minyak sawit, coklat, dan berbagai tanaman lainnya.
Dalam sektor peternakan, beberapa hewan ternak yang dipelihara antara lain sapi 17.368 ekor, kerbau 17.132 ekor, ayam 200.061 ekor dan itik 27.442 ekor. Sedangkan sumber potensial di sektor kehutanan, antara lain produksi hutan terbatas 316.700 ha, hutan konversi 450.00 ha, hutan lindung 28.000 ha dan hutan margasatwa: 136.000 ha.
Kabupaten Kuantan Singingi memiliki potensial yang besar di sektor pertambangan dan energi, yaitu emas, batu gamping, suntan, batu bara, gas alam, pasir sungai, sirtu, mangan dan kaolin. Pada bidang industri yang memiliki potensi ekonomi yaitu industri minyak sawit, industri lempengan karet, industri perabotan, industri pengolahan makanan tradisional, dan industri rumah tangga.
Beberapa bidang potensial untuk investasi di antaranya pembangkit listrik dengan kapasitas kecil, agrikultur, pengolahan air bersih, dan pengembangan transportasi darat dan sungai.

Skema Daerah Irigasi

Skema Daerah Irigasi Rawa Sawah

Latar belakang



Dalam rangka pengelolaan data dan Informasi tentang irigasi dilingkungan Kantor Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Kuantan Singingi diperlukan Langkah-langkah pengendalian. Salah satu bentuk pengendalian adalah berupa Pemutakhiran Database melalui Pembuatan sistem Informasi Geografis (GIS). Untuk saat ini informasi yang cepat dan akurat sangat dibutuhkan yaitu dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas data dan meningkatkan kualitas system informasi sebagai titik tumpu pengembangan-pengembangan bank data.
Dengan kemajuan Zaman yang maju pesat masyarakat luas melupakan akan keadaan ini sehingga jaringan irigasi tidak lagi terpelihara (rusak) bahkan hilang.
Pada berbagai kesempatan, kadang kala dalam pengambilan kebijakan masih lemah oleh data dan informasi yang kurang memadai akibatnya sangat mungkin terjadi penyimpangan program/kegiatan yang besar antara rencana dan realisasi. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem informasi yang memadai.
Pendayagunaan teknologi computer secara tepat akan membantu mengatasi permasalahan-permasalahan yang umum terjadi pada suatu organisasi yang masih melakukan pekerjaan secara manual. Dengan bantuan komputer akan memberikan nilai tambah, pengelolaan data atau informasi, dalam Proyek Perubahan ini saya bermaksud melakukan Pemutakhiran Database Daerah Irigasi Rawa Sawah berbasis Sistem informasi Geografis (SIG)  merupakan langkah awal dalam rangka Pengelolaan Aset Irigasi (PAI), dengan mempedomani Undang Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2006 tentang Irigasi. Diharapkan dengan adanya Proyek Perubahan ini dapat diketahui lebih jelas dan lebih rinci daerah irigasi Rawa Sawah yang menjadi kewenangan dan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi dan memvisualisasikannya dalam bentuk multimedia yang komunikatif.

  
Dengan Kondisi sebagaimana tersebut diatas, Untuk itu diperlukan Pemutakhiran Database Daerah Irigasi Rawa Sawah berbasis Sistem informasi Geografis (SIG). Yang berguna sebagai Dasar atau Kontrol terhadap Kondisi daerah irigasi didalam merencanakan kegiatan, usulan kegiatan dan Pelaksanaan Kegiatan di masa yang akan datang.
Pemutakhiran Database Daerah Irigasi Rawa Sawah berbasis Sistem informasi Geografis (SIG) bertujuan antara lain :
1.    Menyediakan data kondisi fisik existing irigasi yang akurat dalam bentuk visual gambar dan peta untuk dapat digunakan sebagai acuan dalam perencanaan pembangunan irigasi yang memudahkan pemerintah daerah dalam menentukan kebijakan pembangunan irigasi sesuai dengan prioritas
2.    Membangun system informasi yang mampu mengintegrasikan data tabular yang ada dengan data spasial (lokasi irigasi) dalam bentuk software aplikasi Pemutakhiran Database Irigasi Rawa Sawah Kecamatan Sentajo Raya kabupaten Kuantan Singingi.
3.    Menghasilkan karakteristik jaringan irigasi Rawa Sawah Kecamatan Sentajo Raya Kabupaten Kuantan Singingi, yang diantaranya menyangkut Panjang Saluran, Luas Daerah Irigasi dan bangunan yang terkait dengan jaringan irigasi. Model ini akan memberikan gambaran mengenai kondisi jaringan irigasi sehingga dapat memperkecil biaya pengelolaan irigasi berdasarkan asas prioritas dan manfaatnya.  
4.    Memberikan masukan kepada Pemerintah Daerah dalam hal kebijakan Pembangunan Daerah Pengelolaan jaringan irigasi.

Dari uraian diatas tampak bahwa arti pentingnya Pemutakhiran Database Daerah Irigasi Rawa Sawah berbasis Sistem informasi Geografis (SIG) ternyata mempunyai peranan sebagai Dasar dalam merencanakan, Penyusunan Kegiatan dan Pelaksanaan suatu kegiatan.
Dalam  proses penyajian informasi atau Pemutakhiran Database Daerah Irigasi Rawa Sawah berbasis Sistem informasi Geografis (SIG) agar pimpinan dapat membuat keputusan dan merencanakaan kebijakan, maka harus ada sistem dan prosedur kerja yang baik. Suatu lembaga baik itu lembaga negara ataupun swasta tidak akan sanggup memberikan data informasi yang baik, lengkap dan akurat, jika lembaga tersebut tidak memiliki manajemen yang baik dan teratur. Pemutakhiran Pemutakhiran Database Daerah Irigasi Rawa Sawah berbasis Sistem informasi Geografis (SIG) dapat dikatakan suatu sistem dimana satu sama yang lain saling berkaitan dalam satu ikatan yang utuh, karena dapat menunjang suatu program kegiatan organisasi, baik dari segi perencanaan, Penyusunan Usulan Kegiatan, pelaksanaan Kegiatan maupun pengendalian tugas organisasi yang bersangkutan.
Bidang Sumber Daya Air dan Jasa Konstruksi adalah salah satu bidang dari 3 Bidang di Dinas Bina Marga dan Sumber Daya air Kabupaten Kuantan Singingi dalam Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dilingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi yang mempunyai 3 (Tiga) Seksi. Yaitu Seksi Bina Jasa Konstruksi, Seksi Pembangunan, Pengelolaan dan Pemeliharaan dan Seksi Pengaturan dan Perencanaan Teknis.
Dalam melaksanakan tugas pada bidang Sumber Daya Air dan Jasa Konstruksi di dukung oleh 30 tenaga yang terdiri dari 20 tenaga ASN dan 10 Non ASN,. terbagi dalam Jabatan Sruktural 4 orang, staf 26 orang